Pada kwartal ini kita belajar mengenai “Alkitab
dan Emosi Manusia”, namun penulis pelajaran Sekolah Sabat tidak membalas
mengenai “marah”. Marah adalah suatu
perasaan ketidaksenangan yang membara terhadap seseorang atau sesuatu,
permusuhan yang diakibatkan oleh suatu ancaman yang sungguh atau yang
dipikirkan, frustrasi atau ketidakadilan terhadap diri atau orang lain.
Marah adalah satu emosi yang agak sulit
namun penting. Marah sangat melekat dengan kehidupan manusia. Siapapun dia
pasti ada emosi yang satu ini. Yesus juga, dalam beberapa peristiwa,
melampiaskan emosi ini. “… dengan marah
Ia (Yesus) memandang sekelingnya …” (Markus 3 : 5). Para ahli ilmu jiwa
mengatakan bahwa marah tidak akan hilang sampai ia telah melampiaskan amarahnya
pada sasaran apa saja. Beberapa ahli ilmu jiwa ini menganjurkan pasien mereka
untuk “lampiaskan kemarahanmu”, tetapi dalam buku Amsal 29 : 11 “Orang bebal
melampiaskan seluruh amarahnya, tetapi orang bijak meredakannya”.
Mengenal amaran : Ada beberapa tanda amaran yang memberi
kesadaran kepada kita bahwa kita sudah
sangat dekat dengan kehilangan kesabaran; Darah naik ke kepala, jantung
berdetak keras, keringat, tangan dikepal, napas cepat. Apabila sdr. melihat
tanda-tanda ini segeralah mengambil langkah untuk mengurangi “tekanan amarah”,
berdoalah dalam hati. Amarah dapat dengan mudah dikendalikan pada saat sdr.
masih dalam mau marah atau belum
dilampiaskan.
Ada dua kategori marah dalam Alkitab:
1. Marah yang
dibenarkan (justified anger) dan
2. Marah yang berdosa (sinful anger). “
Apabila kamu menjadi marah, janganlah
kamu berbuat dosa ….” ( Epesus 4 : 26)
Tahapan marah. Ada beberapa
tahapan marah sebagaimana yang diungkapkan oleh rasul Paulus dalam Epesus 4:31, “Segala kepahitan, kegeraman,
kemarahan, pertikaian dan firnah hendaklah dibuang dari antara kam, demikian
pula segala kejahatan.” Dalam
terjemahan bahasa Inggris dikatakan “Get
rid of all bitterness, rage and anger” brawling and slander, alonh with every
form of malice” Ephesian 4:31 (New International Version). Marilah kita
lihat satu demi satu tahapan ini.
Kepahitan. “mikipia” (grika)- “Bitter frame of
mind”. Merasa tersinggung (sebal) dalam
hati. Apabila melakukan kesahan terhadap sdr. Maka sdr. Akan merasa sakit dalam
hati namun
Kegeraman. Thymos (grika), Wrath (Inggris) .
“Outburst of anger”, rasa sebal dinyatakan. “boiling up” , perasaan mendidih.
Anda sudah tidak tahan lalu Anda menyampaikan kesebalan Anda terhadapnya. “Janganlah
lekas-lekas marah dalam hati, karena amarah menetap dalam dada orang bodoh.”
Pengkhotbah 7:9.
Kemarahan. “orge” (Grika), “anger” (Inggris). “Settled
feeling of anger” menyatakan kekesalan Anda dengan nada keras. Kelihatannya
teman Anda tidak mau tahu lalu Anda lebih terbuka, “Jangan berbuat begitu
lagi!” Anda membentak. “Siapa yang lekas naik darah, berlaku bodoh, tetapi
orang yang bijaksana bersabar.” Amsal 14:17.
Pertikaian. “krange” (Grika), “clamor”
(Inggris). “Outward manifestation of anger in vociferation”, Teman Anda
kelihatan membela diri dan adu mulut terjadi dengan nada tinggi. erbantahan,
tetapi setiap orang bodoh membiarkan amarahnya meledak.” Amsal 20:3. “Si
pemarah membangkitkan pertengkaran,
tetapi orang yang sabar, memadamkan perbantahan.” Amsal 15:18
Fitnah. “blasphemia” (Grika), “slander” (Inggris).
Perikaian sudah dengan kata-kata fitnahan. .Sdr. Bodoh!, “anjing!” dan
sebagainya. Sering dalam keadaan marah Anda mengeluarkan pernyataan yang tidak
benar atau fitnah. “Terhormatlah seseorang, jika ia menjauhi perbantahan,
tetapi setiap orang bodoh membiarkan amarahnya meledak.” Amsal 20:3
Kejahatan.
“kakia” (Grika), “malice”
(Inggeris). Apabila Anda sudah pada tahap ini maka yang tadinya “adu mulut”
kini sudah “adu tinju” dan akhirnya penjara.
“Berhentilah marah
dan tinggalkan panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa pada kejahatan.”
Mazmur 37:8 . Jadi, kepahitan akan
menjadi satu kekesalan yang dilampiaskan atau
kegeraman dan kegeraman akan menjadi kemarahan yang meledak dan kemarahan
semacam inii akan menuntun pada tabiat yang tak terpuji yaitu fitnah. Setan semakin menguasainya
sehingga terjadilah kejahatan, adu tinju bahkan sering diakhiri dengan penjara. Semuanya haruslah ditinggalkan karena hal ini adalah pekerjaan
“daging” (Galatia 5:19-21).
Ada
empat kategori marah:
1. Amarah (Harsh anger). Naik darah. Perlu dikendalikan.
“Siapa lekas naik darah, berlaku bodoh, tetapi orang yang bijaksana bersabar.”
(Amsal 14:17). “Si pemarah membangkitkan
pertengkaran, tetapi orang yang sabar memadamkan perbantahan.” (Amsal 15:18).
Bagaimana mengendalikannya:
a. Pengakuan. Katkanlah dalam hati, “Ah, saya sudah jadi
marah!”
b. Analisa. Gunakan pikiran Anda. Amsal 14:29 “Orang yang
sabar besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan.”
Apabila Anda marah pada saat yang sama biarlah Anda sabar. Tanyakan dalam diri
Anda ,”Kenapa saya jadi marah?” Amsal
29:11 “Orang bebal melampiaskan seluruh amarahnya tetapi orang yang bijak
meredakannya.”
2. Marah berkelanjutan. (Stubborn anger). Perlu dikalahkan. Marah yang terus menerus. Epesus
4:26 “Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa; janganlah
matahari terbenam sebelum padam amarahmu.” Bagaimana mengalahkannya?:
a.Pengakuan.
Katakan kepada teman Anda yang Anda sebal bahwa Anda tidak senag dengan apa
yang dikatakannya atau yang diperbuatnya kepada Anda. Mungkin saja ada yang mau
“mengadu domba”
b. Bertobatlah. Jangan marah lagi. Jauhkan marah itu dari
Anda.
c. Enyahkan iblis
itu. “ Dan janganlah beri kesempatan kepada iblis.” Epesus 4:27
d. Minta
tuntunan Rohulkudus. “Janganlah kamu
mendukakan Rohulkudus, yang telah memeteraikan
kamu menjelang hari penyelamatan.” Epesus 4:30
3. Marah yang mendatangkan dosa (Sinful anger). Perlu ditentang. Marah yang membuat
Anda jatuh dalam dosa. Ulangi Epesus 4:26, 27 di atas. Marah yang
membuat Anda menjadi benci kepada orang tersebut. Anda tidak mau memaafkannya.
Setiap kali Anda melihatnya kebencian
muncul. Bahkan mobilnya sekalipun apabila Anda melihatnya, jantung Anda
berdetak keras. Suatu roh tidak mengampuni tinggal di dalam Anda. Kalau Anda
tidak mau memaafkannya, Yesus juga tidak mau memaafkan Anda.
4. Marah yang dibenarkan. (Justified anger). Perlu disalurkan.
Apakah “marah yang dibenarkan”
itu. Rasul Paulus katakana, “Kalau kamu menjadi marah …” Epesus 4:26. Kita bisa
saja menjadi marah. Seorang pengkhotbah
yang terkenal di Amerika Serikat, Dr. Adran Roger, mengatakan bahwa “marah yang
dibenarkan yaitu apabila Anda marah “at
the right time, right way and right word,” pada waktu yang tepat, cara yang tepat dan kata-kata yang tepat.
Bagaimana
mengontrol amarah.
1. Berdoa.
“Dari
manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya
dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu? Kamu mengingini
sesuatu tetapi kamu tidak memperolehnya,
lalu kamu membunuh; kamu iri hati tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu
kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu
tidak berdoa.” Yakub 4:1,2. Dengan berdoa, amarahmu menenurun. Kata-kata
yang tepat. “Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetap perkataan yang pedas
membangkitkan marah.” Amsal 15:1. “Jangan ada perkataan kotor keluar dari
mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu,
supaya mereka yang mendengarnya, kamu beroleh kasih karunia.” Epesus 4:29.
“Dengan kesabaran seorang penguasa dapat diyakinkan dan lidah lembut mematahkan
tulang.” Amsal
25:15.
2. Pikirkanlah hal-hal yang baik dari saudaramu itu.
Dalam diri seseorang ada hal-hal yang baik yang pernah
dilakukannya. “ … semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah
semuanya itu.” Pilipi
4:8.
3. Pengampunan. “Akal budi
membuat seseorang panjang sabar dan orang itu dipuji karena memaafkan
pelanggaran.” Amsal 19:11
4. Berdiam diri.. “Orang yang
sabar besar pengertian tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan.” Amsal
14:29. “Janganlah engkau berkata , ‘ Aku akan membalas kejahatan,’ nantikanlah
Tuhan Tuhan, Ia akan menyelamatkan engkau.” Amsal 20:22.
“Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini; setiap orang
hendaklah kamu cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan
juga lambat untuk marah. Sebab amarah manusia tidak mengerjakan
kebenaran.” Yakobus 1:19,20.. Tuhan memberkati kita sekalian.
No comments:
Post a Comment