Saturday, May 25, 2019

APAKAH BAHASA ROH ITU?


APAKAH BAHASA ROH ITU?
Pdt. Sammy Lee

PENDAHULUAN.

Disadari atau tidak disadari kita pada saat ini sedang memasuki suatu fase kegerakan rohani yang terjadi secara besar-besaran. Pemberitaan Injil benar-benar hampir mencapai seluruh penjuru dunia. Segenap kekuatan sudah dikerahkan untuk menggenapi perintah agung YESUS, untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia.
Melalui saluran televisi, radio, internet, seminar-seminar, KKR, literatur-literatur, traktat-traktat, dari mulut ke mulut, penginjilan door to door, tanda-tanda mujizat, kegiatan-kegi atan sosial, dan lain-lain. Berbagai denominasi dengan berbagai tujuannya telah berpartisipasi untuk membawa jiwa-jiwa menge

nal KRISTUS. Mengomentari masalah ini rasul Paulus, mengatakan:
Tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, KRISTUS diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku tetap bersukacita.” – Filipi 1:18.

Ada suatu fenomena yang sangat menarik untuk kita pelajari sehubungan dengan kegerakan ini. Yaitu gereja-gereja Karismatik dan beberapa aliran Pentakosta, menggunakan bahasa ROH, untuk menjadi tanda seseorang kepenuhan ROH KUDUS. Bila seseorang belum bisa berbahasa ROH dianggap masih belum sempurna, atau masih menyimpan suatu dosa, sehingga ROH KUDUS belum masuk ke dirinya.
Masalah ini menjadi menarik karena ada beberapa aliran Protestan, yang justru menentangnya. Sehingga di dalam tubuh Kekristenan timbul berbagai macam pendapat, antara yang pro dan yang kontra, serta yang abstain. Tentunya hal ini bisa menimbulkan kebingungan umat serta menjadi preseden yang buruk bagi citra Kristen sendiri.
Karena itu sudah waktunya bagi kita untuk menilik kembali pada ajaran-ajaran Alkitab, sebagai satu-satunya sumber kebenaran.
Tolong baca dan selidiki dengan seksama sebelum mengambil kesimpulan secara cetek saja mengenai Bahasa Roh itu.
Ini adalah pelajaran yang sangat lengkap dan baik, dan yang telah saya adakan tambahan secara pribadi dari pengalaman saya sendiri.




I. DASAR/PEDOMAN.
Yesaya 45:19: ”Tidak pernah AKU berkata dengan sembunyi.”
’Tidak pernah’ artinya adalah tidak sekali pun juga. Bahwa ALLAH belum pernah dan tidak akan pernah berbicara dengan kita dengan cara menyembunyikan maksud-mak sudNYA. Yaitu suatu perkataan yang terselubung! Melainkan selalu menggunakan suatu bahasa yang jelas.

Sekalipun ALLAH seringkali menggunakan kata-kata kiasan atau perumpamaan, atau nubuatan yang sulit kita mengerti maksudnya, namun ALLAH selalu menyampaikannya dalam suatu bahasa yang jelas. Dan ALLAH selalu mengaruniakan hikmat kepada orang-orang pilihanNYA, untuk mengertinya.
Matius 13:11: ”Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi mereka tidak.” 

II. SEJARAH PERKEMBANGAN BAHASA.
1) Bahasa yang dipakai Adam dan Hawa:
Kejadian 11:1; “Adapun seluruh bumi, satu bahasanya dan satu logatnya.”

Kita tidak tahu, bahasa apa yang dipakai di zaman Adam tersebut. Namun yang kita tahu, bahwa dari zaman Adam hingga zaman pendirian menara Babel, hanya ada satu bahasanya. Dan tentunya bahasa itulah yang dipakai ALLAH untuk berfirman kepada manusia
2) Permulaan berbagai macam bahasa;
Kejadian 11:7-9; “.............Itulah sebabnya sampai sekarang kota itu disebut Babel, karena di situlah dikacaubalaukan TUHAN bahasa seluruh bumi dan dari situlah mereka diserakkan TUHAN ke seluruh bumi.”
a. Pendirian menara Babel adalah lambang dari ketidakpercayaan terhadap TUHAN. Sebab TUHAN sudah berjanji kepada Nuh, bahwa DIA tidak akan menurunkan air bah lagi [Kejadian 9:12]. Namun mereka tetap ketakutan bahwa peristiwa itu akan terulang kembali.
- Babel, didirikan oleh Nimrod [Kejadian 10:8-10].
- Nimrod adalah keturunan Kusy, dan Kusy adalah keturunan Ham [Kejadian 10:6-8]
- Sedangkan Ham adalah orang yang dikutuk oleh Nuh [Kejadian 9:22, 25].
- Ham melahirkan bangsa-bangsa kafir, seperti: Babel, Niniwe, Filistin, Sodom, Gomora, dan lain-lain [Kejadian 10:10-20].
Latar-belakang ini sangat perlu kita ketahui, supaya kita bisa mengetahui suatu ciri-ciri yang spesifik dari kegerakan gereja-gereja pada akhir zaman ini. Sebab ALLAH dalam berbagai hal selalu berbicara masalah keturunan, masalah golongan dan masalah bangsa!
Contohnya: Pencatatan silsilah bangsa-bangsa yang begitu terperinci di dalam Alkitab, struktur Keallahan sendiri: Bapa – Anak, Esau dipisahkan dari Yakub, bangsa Israel dipisahkan dari bangsa-bangsa lainnya, dan lain-lainnya.
Jadi, masalah keturunan ini adalah masalah yang sangat penting untuk ’penandaan.’
b. Arti kata: ’Babel’ adalah kekacauan [Kejadian 11:9]. Ini menjadi kiasan bagi gereja-gereja yang kacau pada akhir zaman ini, sebagaimana dinubuatkan dalam kitab Wahyu. - Yang dikacaukan TUHAN adalah bahasa, sebagai tanda TUHAN menentang kegiatan mereka.
- Dalam arti luas, bahasa bisa berarti konsep atau paham. Maka bahasa yang kacau berarti konsep atau paham yang kacau, yang menyebabkan lahirnya perpecahan. Ini terbukti dari perpecahan gereja-gereja yang dilatarbelakangi oleh perbedaan paham.
- Mereka diserakkan karena mereka tidak mempunyai iman yang benar dan iman yang sejati, sekalipun mengaku sebagai pengikut KRISTUS [Wahyu 2:13-14; Matius 7:21-23].
- Ketika membahas masalah bahasa roh, rasul Paulus memesankan: ”Sebab ALLAH tidak menghendaki ’kekacauan’, tetapi damai sejahtera.” – 1Korintus 14:33.
c. Wahyu pasal 14, menyebut-nyebut tentang ’bahasa’ dan ’Babel.’
Bahwa Injil yang kekal harus diberitakan kepada semua ’bahasa’ [ayat 6], sedangkan ayat 8: ”Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, yang telah memabukkan segala bangsa dengan anggur hawa nafsu cabulnya.”
d. Ada banyak jenis bahasa, yang selain dari bahasa yang diucapkan, misalnya; yaitu bahasa dengan gerakan-gerakan tubuh, yang disebut sebagai bahasa tubuh, atau body language. Bahasa isyarat. Dan lain-lain. Namun, semua bahasa itu bisa dimengerti maksudnya. Termasuk juga ’bahasa’ dari bayi yang sedang tertawa atau menangis, untuk menyatakan dirinya sedang sakit, susah atau senang.
Dalam hal ini rasul Paulus dengan tegas menyatakan bahwa tidak ada bahasa yang tidak mempunyai arti [1Korintus 14:10].

III. MENDIRIKAN MENARA.
1) PERENCANAAN.
Kejadian 11:4: ”Marilah kita dirikan bagi kita sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit.”
Kalau saja mereka mau percaya kepada ALLAH dan menuruti FirmanNYA, mereka tidak perlu mendirikan sebuah menara.
Di sini kita perlu berhati-hati terhadap suatu usaha mendirikan menara yang puncaknya sampai ke langit. Sebab Mazmur 19:2, menerangkan tentang langit: bahwa ’langit’ menceritakan kemuliaan ALLAH. Ini artinya ’menara keagamaan.’ Karena agamalah yang membawa-bawa kemuliaan ALLAH.
Sementara itu Matius 15:8-9, mengingatkan tentang adanya 2 macam agama, yaitu agama yang didirikan oleh ALLAH dan agama yang didirikan oleh manusia.
Agama yang berasal dari ALLAH sudah pasti akan selaras dengan Alkitab, sedangkan agama yang bukan berasal dari ALLAH, akan mempunyai sifat yang bertentangan dengan Alkitab. Ini sudah jelas!
a. Kain dan Habel, adalah lambang dari adanya 2 macam agama itu. Keduanya sama-sama penyembah ALLAH, tetapi dengan cara yang berbeda. Kain membawa persembahan dari hasil pertaniannya, sedangkan Habel membawa persembahan dari hasil peternakannya. Dan ALLAH mengindahkan persembahan Habel, karena itulah persembahan yang sesuai dengan tuntutan Hukum Taurat!
b. Yerobeam juga berusaha mendirikan agama baru bagi Israel: ”Ia naik tangga mezbah yang dibuatnya di Betel itu pada hari yang kelimabelas dalam bulan yang kedelapan, dalam bulan yang telah direncanakannya dalam hatinya sendiri; ia menentukan suatu hari raya bagi orang Israel dan ia naik tangga mezbah itu untuk membakar korban.” – 1Raja-raja 12:33.
Baca selengkapnya: 1Raja-raja 1:26 s/d 14:20.
- Yerobeam melancangi tugas kaum Lewi; menaiki tangga mezbah dan membakar korban.
- Membuat mezbah ’palsu’ = cara-cara ibadah yang palsu.
- Membuat hari raya-hari raya yang palsu.
2) TUJUAN.
Kejadian 11:4b: ”Dan marilah kita cari nama,..............”
Kita perlu perhatikan tentang tujuan mencari nama: Lihatlah; nama, nama! Merk ! merk! Tiap-tiap gereja mempunyai nama dan merk sendiri-sendiri. Ada lebih dari 700 merk gereja di dunia ini. Dan orang atau umat mencari nama-nama gereja yang disukainya.
> Ujilah dengan hikmat/perenungan yang secara mendalam; bahwa sekalipun gereja-gereja itu memakai atas nama KRISTUS, yang satu; sekalipun di bibir mereka berkata semua gereja sama saja, sekalipun persekutuan oikumene mereka buat, tetapi tetap saja mereka saling berbeda.
Atau pikirkanlah secara rasional: Jika semua gereja itu sama, lalu perut pendetanya diisi apa ?!
3) GERAKAN.
Kejadian 1:4c: ”Supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi.”
Jika di zaman Babel, mereka mendirikan wadah ’menara’ agar mereka tidak sampai terserak ke seluruh bumi. Sedangkan di zaman sekarang wadah yang saling mengikat merekapun sudah ada, yaitu hari perbaktian: MingguHanya dalam hal inilah ke 700 –an denominasi Kristen dipersamakan dan dipersatukan. Masalah doktrin-doktrin yang lain bisa jadi masih berbeda, tapi dalam hal yang satu ini ada kesepakatan!
Mereka juga membuat hari raya menurut rekaan hati mereka sendiri, yaitu Natal! Sekalipun mereka menyadari dan mengakui bahwa 25 Desember, bukanlah hari kelahiran 
TUHAN YESUS, namun mereka tidak ambil pusing itu! Padahal jika hari ulang tahun mereka diganti ke hari yang lain, mereka pasti marah dan tersinggung besar. Tapi kalau untuk TUHAN, bukan urusan, biarpun itu adalah hari ulang tahunnya dewa matahari, Dies Solis Natalis, atau dewa Tammuz, yaitu pada tanggal 25 Desember setiap tahun, ketika hari menjadi terpendek dan keesokan harinya berubah berangsung-angsur kembali menjadi panjang!
1Yohanes 2:19:
Memang mereka berasal dari antara kita [seperti Yudas Iskariot, aslinya juga murid YESUS], tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita [AKU tahu di mana engkau diam, yaitu di sana, di tempat takhta Iblis; dan engkau BERPEGANG KEPADA NAMAKU, dan engkau TIDAK MENYANGKAL IMANMU KEPADAKU, juga tidak pada zaman Antipas, saksiKU, yang setia kepadaKU, yang dibunuh di hadapan kamu, dimana Iblis diam. Tetapi AKU mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut AJARAN BILEAM, yang memberi nasihat kepada Balak untuk MENYESATKAN ORANG ISRAEL, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah. > Wahyu 2:13-14]; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita [seperti para rasul yang menyucikan Hari Sabat ALLAH]. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata [supaya bisa dibedakan], bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita [Bukan setiap orang yang berseru-seru kepadaKU: TUHAN, TUHAN! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak BAPAKU yang di sorga. > Matius 7:21].”
Ibrani 4:2: ”Karena kepada kita diberitakan juga kabar kesukaan sama seperti kepada mereka[Alkitab yang sama], tetapi Firman pemberitaan itu tidak berguna bagi mereka [tidak diturut], karena tidak bertumbuh bersama-sama oleh iman dengan mereka yang mendengarnya [iman yang mati > Yakobus 2:17].”

IV. YESUS MENGUMPULKAN.
Yohanes 12:32: ”Dan AKU, apabila AKU ditinggikan dari bumi, AKU akan menarik semua orang datang kepadaKU.”
1) Makna ditinggikan:
Jika gereja-gereja tidak lagi meninggikan namanya sendiri-sendiri, dan hanya meninggikan nama KRISTUS, maka itulah yang bisa mempersatukan jemaat KRISTUS. Kata TUHAN YESUS: ”Ada lagi padaKU domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini [yaitu kandangnya para rasul yang mula-mula > kandang ini menjadi intinya Firman ini]; domba-domba itu harus KUtuntun juga dan mereka akan mendengarkan suaraKU
[kembali ke Alkitab; kalau ia memang benar domba KRISTUS pasti akan kembali kekandang KRISTUS] dan mereka akan menjadi satu kawanan [satu ajaran/doktrin] dengan satu gembala[tidak ada lagi yang mengaku-aku sebagai gembala – upahan].” –Yohanes 10:16.
2. Sarana penyatuan:
Markus 16:17b: ”Mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka.”
Bila manusia diserakkan melalui bahasa, maka manusia akan dipersatukan kembali melalui bahasa, yaitu doktrin Alkitab!
3. Hari Pentakosta:
a. Kisah Para Rasul 2:3: ”Dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.”
- Kelahiran Gereja Pentakosta adalah diilhamkan oleh peristiwa Pentakosta di zaman para rasul yang mula-mula ini. Karena itu ’sifat’ bahasa rohnya seharusnya sama dengan yang terjadi pada waktu itu. Jika berbeda, maka patutlah itu dipertanyakan kebenarannya.
- Bahwa yang dikuasai adalah lidahnya, bukan telinga pendengarnya! Ini konsep penting untuk mengidentifikasi kebenaran.
Sebagai contoh: Orang Indonesia berbicara dengan bahasa Inggris kepada orang Inggris. Bukan berbahasa Indonesia yang terdengarnya bahasa Inggris!
Kalau konsep bahasa roh yang sekarang ini tidak jelas telinga siapa yang dijadikan sasarannyaSebab baik yang berbicara maupun yang mendengar sama-sama tidak mengertinya. > Dari siapa dan untuk siapa ?!  Malah kalau diperhatikan sebenarnya mereka itu mengatakan hal yang hampir sama selalu: Masalakatamaka rasa daka lamalabalabalabalaba.    adaddadadaadaadadadada... dan sebagainya.  Tapi kok, bisa diartikan lain setelah itu oleh orang yang sama, mengatakan sesuatu yang dia terjemahkan sendiri, yang jelas hanya merupakan kutipan ayat-ayat yang mereka hapalkan, atau yang mereka paksakan untuk mengelabui anggota misalnya:  Jangan kamu takut, Aku sekarang ada ditengah-tengah kamu.  Aku tidak akan meninggalkan kamu.  Kota ini akan menjadi milikmu, dan kamu akan memenangkan bangsa ini... dll.
Malah pernah terjadi di satu gereja dimana ada seorang pemuda penginjil yang jatuh cinta kepada seorang gadis, tapi ditentang oleh orang tuanya.  Pada satu hari dalam kebaktian pemuda itu berkata-kata dalam ”bahasa roh” seperti ini:  ”Roh berkata saya harus kawin dengan si Mientje.”
Tiba-tiba bapanya dengan marah, juga berkata-kata dalam bahasa roh, dan langsung berteriak:  ”Roh berkata Si Mientje tidak boleh kawin sama kamu!”  Akhirnya terjadi kekacauan di gereja itu.
b. Kisah Para Rasul 2:4: ”Maka penuhlah mereka dengan ROH KUDUS, lalu mereka mulai berkata -kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang di berikan oleh ROH itu kepada mereka untuk mengatakannya.”
Di sini konsepnya adalah ROH KUDUS yang memakai kita, bukan kita yang memakai ROH KUDUS! Ini menyangkut masalah otoritas. Bahwa kita ini bawahannya ROH KUDUS, bukan atasannya DIA. Kalau bahasa ROH yang sekarang ini ’kan diistilahkan: ”Saya sudah bisa berbahasa roh” atau ”Saya berdoa menggunakan bahasa roh.”  Jadi jelas perbedaannya, bukannya Roh yang memakai atau menguasai kita, tapi sebaliknya kitalah manusia yang memakai atau mengendalikan Roh Tuhan!
c. Kisah Para Rasul 2:5-11: ”............kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan ALLAH.”
- Di sini bahasa ROH itu ada yang bisa mendengarnya. Artinya ada manfaat positifnya.
- Bukan untuk berdoa kepada ALLAH, tetapi untuk mengabarkan tentang ALLAH!
Artinya, manfaatnya ke luar, bukan ke dalam! Untuk mereka yang belum mengenal ALLAH, bukan untuk konsumsi mereka yang sudah mengenal ALLAH.
Merupakan peristiwa yang ajaib, karena para rasul itu sebelumnya tidak bisa berbahasa itu. Kalau yang sekarang ’kan menjadi sesuatu yang tidak ajaib, karena semua orang sudah pasti bisa berkata-kata seperti itu kalau melatih diri cukup lama. ”Yamakassanakalama takada samana lababbabababababababablabalabalabalaba laba.”  Bahkan seorang anak kecilpun bisa!
Ini kata rasul Paulus: ”Saudara-saudara, janganlah sama seperti anak-anak dalam pemikiranmu.” – 1Korintus 14:20. > Ayat ini konteksnya tentang bahasa ROH.
- Menghasilkan penarikan jiwa-jiwa baru yang besar, karena di sana ada kuasa ROH KUDUS-nya!
- Ini bukan masalah demonstrasi kebesaran ALLAH, melainkan ALLAH melakukannya dengan alasan, bahwa murid-murid yang merupakan saksi hidup bagi KRISTUS itu perlu memberitakan Injil ke seluruh dunia. Namun mereka keterbatasan masalah berbahasa asing. Sementara itu di hari Pentakosta itu adalah moment di mana orang-orang Yahudi dari berbagai penjuru dunia yang menggunakan bahasa-bahasa yang berlain-lainan (silahkan hitung disitu ada 16 bahasa seluruhnya termasuk bahasa Arab) berkumpul ke Yerusalem! Karena itu 
ALLAH mengambil ’jalan pintas’ melalui cara ROH KUDUS ini, sebab tidak mungkin untuk memberikan kursus bahasa lebih dahulu kepada rasul-rasul saat itu.  Tapi sekarang bukankah keadaan itu sudah umum dan menyeluruh didunia, selalu saja ada orang-orang yang sangat fasih berbicara dalam beberapa bahasa?
Saya pernah diejek oleh bapa saya, Pdt. Lie Beng Kiat, gembala dari Gereja Utusan Pantekosta di Makassar.  Dia katakan kita orang Advent tidak ada Roh, karena tidak bisa berbahasa roh.  Saya jawab.  Pa, kalau saya di Malaysia, saya berkhotbah dalam bahasa Malaysia.  Kalau saya di Sarawak diantara orang Iban saya berkhotbah dalam bahasa Iban.  Diantara orang Sunda saya pake bahasa Sunda, diantara orang Makassar saya pake bahasa Makassar, diantara orang Manado saya berbicara didalam bahasa Manado, di Australia atau Macau dan Singapore, saya bicara dalam bahasa Inggris, di Tiongkok saya bicara dalam bahasa Mandarin, di Indonesia saya bicara dalam bahasa Indonesia, di negeri Belanda, kalau sampai perlu dan tidak ada penerjemah yang lebih baik dari saya, dan moet ik ook in Hollands spreken.  Apakah ini bukan sama seperti yang terjadi pada hari Pentakosta sehingga yang mendengar saya bisa mengerti dan memuji Tuhan serta bertobat? Tapi sekarang di gereja Papa, yang terjadi malah sebaliknya, orang Indonesia, bicara kepada sesamanya orang Indonesia dalam bahasa yang tidak dapat dimengerti lalu mengatakan itu adalah bahasa yang superior atau supernatural dari Roh Kudus.  Bukankah Rasul Paul sendiri mengatakan bahwa walaupun dia bisa berbicara didalam lebih banyak bahasa (perhatikan dalam bahasa Inggris tidak digunakan ”bahasa roh”, tapi ”tongues”, ”talen”,  ”languages”,  ”linguas”, dll yang artinya ”bahasa-bahasa yang tertentu dari suku atau bangsa tertentu” dan juga dalam bentuk jamak!  Hanya Alkitab bahasa Indonesia LAI, yang sudah salah menerjemahkan itu menjadi ”bahasa roh”.
Syukur puji Tuhan Papa saya adalah seorang yang terpelajar karena almarhum adalah jebolan dari Leiden, sehingga selain menjadi pendeta, dia juga sampai ajalnya adalah Ketua Bendahara dari PU Propinsi Sulawesi Selatan, dan kemudian Ketua Bendahara PU Kotamadya Ujung Pandang (Makassar) karena proyek-proyek mereka lebih banyak dan lebih besar anggarannya.
Sebab itu sebelum meninggal dia pernah berkata, ”Saya lihat jij ada didalam jalan yang benar, Sam.  Nanti kalau ik sudah pensiun, ik pasti akan ikuti jejakmu dan mengajarkan dulu ini kepada jemaatku supaya mereka juga bisa sama-sama untuk menuruti yang benar.”
Saya dapati sesudah meninggal, Papa saya itu ada punya 3 buku karangan EGW, dalam bahasa Belanda.  Schrijden Naar Christus, salah satunya, dan yang satu lagi adalah Desire of Ages, dan yang ketiga saya sudah lupa judulnya, tapi juga pengarangnya saya masih ingat betul adalah EG White.
Bapa saya tidak sempat menjadi Advent, tapi saya tahu pasti dia selamat.  Dia mati ketika berdoa sendirian ditengah malam di depan mimbar gerejanya, yaitu pada malam Sabat, tengah malam Jumat.  Ellen G White juga mengatakan bahwa banyak orang yang sengaja ditahan Tuhan dalam kandang-kandang yang lain karena Tuhan tahu kalau mereka itu masuk ke gereja kita, maka mereka akan kecewa dan murtad, sehingga tidak bisa lagi dijengkau oleh Roh Kudus.

V. BAHASA ROH DI KAISAREA [Kisah Para Rasul 10].
Kisah Para Rasul 10:46: ”Sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan MEMULIAKAN ALLAH.”

Peristiwa ini terjadi di rumah Kornelius, seorang perwira Romawi. Perwira ini mengundang Petrus untuk menerangkan Injil kepadanya. Dan dia juga mengundang sanak-saudaranya serta sahabat-sahabatnya yang masih kafir untuk mendengarkan kesaksian Petrus. Sementara itu, dari pihak Petrus sendiri, dia juga membawa rombongan orang-orang Yahudi yang masih fanatis dengan kebangsaan mereka. Orang-orang Yahudi ini  perlu disadarkan bahwa ALLAH juga mengaruniakan keselamatan kepada bangsa-bangsa lainnya.
Bahasa ROH di Kaisarea ini agak berbeda dengan yang terjadi pada hari Pentakosta. 

Bila pada hari Pentakosta yang dikuasai oleh ROH KUDUS adalah para murid, dengan tujuan untuk mempertobatkan bangsa kafir, sebaliknya di Kaisarea ini ROH KUDUS menguasai orang-orang kafir yang baru saja mendengarkan kesaksian Petrus, tentunya dengan tujuan untuk menyadarkan orang-orang Yahudi, bahwa ALLAH juga berkenan atas bangsa yang lain.
Kisah Para Rasul 10:45: ”Dan semua orang percaya dari golongan bersunat yang menyertai Petrus, tercengang-cengang, karena melihat, bahwa karunia ROH KUDUS dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga.” > ’Golongan bersunat’ = Yahudi.
Kisah Para Rasul 11:18b: ”Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga ALLAH mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup.”

Kita tidak tahu, bahasa ROH yang bagaimana yang dipakai oleh orang-orang di Kaisarea ini. Sebab ROH KUDUS adalah ROH yang penuh inisiatif dan kreatifyang bekerja menurut keperluannyaKita tidak bisa meng-konsepkan bahwa bahasa ROH itu harus begini atau harus begitu. Segala sesuatu adalah mungkin bagi ROH KUDUS. Tetapi satu hal yang pasti adalah, bahwa ROH KUDUS selalu mempunyai tujuan yang jelas, yaitu memuliakan ALLAH, bukan sesuatu golongan atau pribadi-pribadi!
Di Kaisarea ini tujuan ROH KUDUS adalah menjangkau orang-orang kafir, kerabat Kornelius, dan sekaligus menyadarkan orang-orang Yahudi, yang menjadi rombongan Petrus. Selain itu ada sesuatu yang bisa dimengerti dari bahasa ROH tersebut, yaitu orang-orang tersebut ”memuliakan ALLAH.” Itulah sebabnya penulis kitab Kisah Para Rasul ini bisa menuliskan bahwa mereka itu ”memuliakan ALLAH”, karena bahasa itu bisa dimengerti maksudnya, menunjukkan ke suatu bahasa resmi yang jelas.
> Kalau ditinjau dari istilahnya saja, yang namanya ”Bahasa” pasti menunjukkan pada aktifitas komunikasi antara 2 orang atau lebih, yang keduanya bisa mengerti ’bahasa’ itu. Sedangkan yang dimaksud dengan ”Roh” di sini adalah ROH KUDUS, sebagai Oknum ILAHI yang menerima tugas khusus dari ALLAH BAPA, untuk memimpin kita pada seluruh kebenaran ILAHI. 
Sehingga arti dari ”Bahasa Roh” rasanya lebih mengarah pada masalah ”Cara” ROH KUDUS untuk memberitakan Injil, daripada pengertian ’bahasa’ secara harafiahnya.

VI. BAHASA ROH DI EFESUS. [Kisah Para Rasul 19]
Kisah Para Rasul 19:6: ”Dan ketika Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turun lah ROH KUDUS ke atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat.”
Orang-orang di Efesus ini sudah percaya kepada YESUS, hanya saja mereka kekurangan informasi tentang keberadaan ROH KUDUS. Mereka tidak tahu macam apakah ROH KUDUS itu. Mereka hanya menerima baptisan Yohanes, bukan baptisan KRISTUS. Ini yang perlu kita mengerti. Bahwa baptisan Yohanes adalah baptisan persiapan, yaitu menghimpun orang-orang Yahudi yang mau mendengarkan dan menerima pekabarannya, bahwa MESIAS yang dijanjikan ALLAH itu sudah datang. Baptisan itu hanya di dalam nama ALLAH, bukan baptisan yang dalam nama: BAPA – ANAK – ROH KUDUS. Sebab padawaktu itu orang-orang Yahudi hanya mengenal ALLAH saja, belum mengenal KRISTUS maupun ROH KUDUS. Masih masa transisi. Mereka [orang-orang di Efesus] ini masih belum bisa disebut Kristen. Hanya saja hati mereka sudah dipersiapkan untuk menjadi u mat Kristen. > Kisah Para Rasul 19:5.
Maka ketika Paulus menumpangkan tangan itulah, mereka kepenuhan ROH KUDUS dan berkata-kata dalam bahasa Roh dan bernubuat. Dari sini kita melihat tujuan ROHKUDUS adalah untuk memberi tanda sah, bahwa mereka sudah masuk dalam jajaran umat Kristia ni. Dan bahasa Roh di Efesus ini bentuknya adalah nubuatan. Di sini kembali kita dapati tentang suatu bahasa yang jelas dan bisa dimengerti.
Dan bagi jemaat di Efesus, yang sudah ’setengah’ Kristen ini, satu-satunya yang mereka butuhkan sebagai tanda penerimaan ALLAH atas mereka adalah nubuatan. Mereka sudahtidak memerlukan pemberitaan Injil KRISTUS, karena mereka sudah banyak mendengartentang KRISTUS itu dari guru mereka; Yohanes Pembaptis. Kita perlu tahu letak Efesus ini jauh dari Palestina, sehingga mereka belum pernah melihat secara langsung diri YESUS. Mereka hanya sebatas mendengar saja.
> Efesus 1:17: ”Dan meminta kepada ALLAH, TUHAN kita, YESUS KRISTUS, yaitu BAPA yang mulia itu, supaya IA memberikan kepadamu Roh Hikmat dan Wahyu untuk mengenal DIA dengan benar.” – Inilah kebutuhan jemaat di Efesus.

VII. BAHASA ROH DI KORINTUS.
Jemaat di Korintus adalah satu kasus yang lain lagi. Kita tidak boleh hanya mengambil a yat-ayat secara sepotong-sepotong, dengan mengabaikan kronologisnya. Tetapi kita harus melihat pada keadaan jemaat di Korintus ini secara keseluruhannya. Kita harus mempela jari dengan seksama masalah-masalah yang ada di jemaat tersebut.
Sebagai jemaat yang besar, Korintus sudah pasti mempunyai permasalahan yang lebih banyak dibandingkan dengan jemaat-jemaat yang lainnya. Karena itu rasul Paulus sangat berhati-hati sekali menangani masalah di jemaat ini. Keadaan jemaat yang terpecah-pecah , seperti di Korintus ini harus ditangani secara bijaksana. Suatu kesalahan penanganan bisa berakibat yang fatal. Dan Paulus tidak menghendaki yang demikian. Karena itu rasul Paulus menggunakan strategi supaya dalam menasihati mereka, tidak ada orang yang me rasa tersinggung. Sekalipun mereka salah, rasul Paulus tidak langsung memukul mereka. Bahkan rasul Paulus suka menyejajarkan dirinya dengan mereka. Namun tidak berarti bahwa rasul Paulus berkompromi dengan kesalahan mereka. Kita bisa melihat trik-trik yg dilakukan rasul ini, yang sebentar menyanjung namun sebentar juga memukulnya.
1) Apa saja permasalahan di Korintus ?
Perpecahan antar golongan; Apolos dan Paulus [1Korintus 1:12].
Persaingan antar golongan [1Korintus 1:18-29].
Saling menghakimi [1Korintus 4:5].
Berlebih-lebihan/ekstrim [1Korintus 4:6].
Percabulan [1Korintus 5:1].
Perdebatan masalah sunat [1Korintus 7:17-18].
Perdebatan masalah daging berhala [1Korintus 8:1].
Tentang mode [1Korintus 1:13].
Tentang keunggulan karunia [1Korintus 12].
Tentang bahasa roh yang asing [1Korintus 14].
2) Penjelasan mengenai rupa-rupa karunia;

Rasul Paulus menengahi masalah ini dengan mencoba bersikap netral. Dia mendahului dengan mengetengahkan dasar-dasar kebenaran, bahwa orang yang berkata-kata oleh ROH ALLAH tidak mungkin akan menghujat ALLAH.
a. 1Korintus 12:1: ”Sekarang tentang karunia-karunia Roh. Aku mau, saudara-saudarasupaya kamu mengetahui kebenarannya.”
’Supaya kamu mengetahui kebenarannya’ merupakan dasar yang diletakkan rasul Paulus. Bahwa Paulus tidak akan bertindak menghakimi siapapun, tetapi dia hendak menunjukkan tentang apa yang benarnya.
b. 1Korintus 12:3: ”Karena itu aku mau meyakinkan kamubahwa tidak seorangpun yg berkata-kata oleh ROH ALLAH, dapat berkata: ’Terkutuklah YESUS !’ dan tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: ’YESUS adalah TUHAN’, selain oleh ROH KUDUS.”
Di sini rasul Paulus menempatkan dirinya ’seakan’ berada di pihak golongan yang berbahasa Roh ’gaya’ Korintus, dan seakan ’menentang’ golongan yang anti bahasa Roh ’gaya’ Korintus. Namun ini bukanlah pernyataan yang bercabang hati. Ini adalah pernyataan yang sebenarnya. Karena kalau memang bahasa Roh itu berasal dari ALLAH tidak mungkin akan menghujat YESUS.
Bila rasul Paulus tidak mengambil sikap demikian, dan terang-terangan menentangnya, pasti akan menimbulkan Barisan Sakit Hati. Dan selanjutnya dia akan gagal memenangkan jiwa dari mereka yang telah terjebak dalam kekeliruan.
c. 1Korintus 12:4-6: ”Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu ROH. Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu TUHAN. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi ALLAH adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam 
semua orang.”
Di sini Paulus menerangkan bahwa baik karunia, pelayanan maupun perbuatan ajaib ALLAH itu bukan cuma satu saja, melainkan ada banyak macam karunia, ada banyak macam bentuk pelayanan dan ada banyak macam perbuatan ajaib ALLAH. Karena itu kita jangan mudah terjebak untuk terpancang pada satu macam hal saja dan merasa sebagai yang terunggul, selanjutnya meremehkan yang lainnya.
d. 1Korintus 12:7-11: ”………..Kepada yang seorang IA memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa Roh, dan kepada yang lain IA memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa Roh itu.”
Kalau sebelum-sebelumnya kita tidak mengenal adanya karunia ’menafsirkan’ bahasa Roh, di sini rasul Paulus mencoba ’memperkenalkan’ adanya karunia untuk ’menafsirkan’ bahasa Roh. Sekaligus itu menerangkan bahwa ’bahasa roh’ yang terjadi di Korintus ini ada kesamaan dengan ’bahasa roh’ yang ada di gereja-gereja Kristen masa kini, yaitu suatu bahasa yang ’sulit dimengerti.’ Karena itu Paulus mengusulkan agar karunia itu ada pendampingannya, yaitu untuk menafsirkannya. Disinipun tersirat suatu tuntutan agar suatu bahasa itu mempunyai kejelasan artinya! Dan tuntutan tersebut dituliskan dalam pasal 14. Rasul Paulus disini menunjukkan sifat diplomatis yang sangat tinggi, jadi bukan menganjurkan dilakukan terus dan bahwa itu datangnya dari Tuhan, melainkan sebaliknya.
e. 1Korintus 12:27-30: ”Kamu semua adalah tubuh KRISTUS dan kamu masing-masing adalah anggotanya. Dan ALLAH telah menetapkan beberapa orang dalam jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya…………, dan untuk berkata-kata dalam bahasa Roh. Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar ? Adakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, atau untuk menyembuhkan, atau untuk berkata-kata dalam bahasa Roh, atau untuk menafsirkan bahasa Roh ?"
Penyebutan berbagai macam karunia ini adalah sehubungan dengan pembahasan masalah bahasa Roh. Paulus dengan halus mulai menyinggung ’keunggulan’ apa yang disebut sebagai bahasa Roh itu, dengan mengemukakan bahwa karunia ALLAH itu tidak hanya bahasa Roh saja.  Tapi kenapa sekarang gereja-gereja Pantekosta malah menuntut bahwa kalau kita tidak bisa berbicara dalam ”Bahasa Roh” itu berarti kita belum bertobat dengan sungguh atau belum dilahirkan kembali atau belum dimeteraikan?
f. 1Korintus 12:31: ”Jadi berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia yang paling utama. Dan aku menunjukkan kepadamu jalan yang lebih utama lagi.”
Ini ditujukan kepada golongan yang berbahasa Roh di Korintus. Rasul Paulus menganjurkan agar mereka mengejar karunia yang ’lebih’ besar lagi. Jangan hanya berhenti di situ saja!
Ada karunia yang lebih besar lagi, yang harus dikejar oleh semua orang Kristen, yaitu karunia kasihKarunia untuk mengasihi sesama ini lebih penting dari pada karunia-karunia yang lainnya. > Mempunyai karunia menyembuhkan orang menjadi tidak ada artinya jika tidak ada ’kasihnya!’
g. 1Korintus 13:1: ”Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.

Di sini rasul Paulus mulai menyikapi bahasa Roh [Korintus] dan menempatkannya di bawah dari semua bahasa manusia serta bahasa malaikat. Bahwa bahasa manusia masih lebih tinggi daripada bahasa Roh. > ”Sekalipun aku dapat berkata-kata de ngan semua bahasa manusia….” Dengan catatan: khusus untuk bahasa Roh yang made in jemaat Korintus, karena sulit dimengertinya. Sedangkan bahasa apapun yg ada di dunia ini tidak ada bahasa yang tidak mulia, selama masih bisa dimengerti artinya. Karena dengan bahasa itu bisa kita pergunakan untuk berkomunikasi dengan ALLAH. > Sebab ALLAH-lah Pencipta semua bahasa!
Selanjutnya, pada ayat 2: ”Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna."
Di sinipun karunia berbahasa Roh diletakkan dibawah dari karunia-karunia itu! Rasul Paulus menyatakannya dengan kata-kata: ”Sekalipun…..”
Demikian pula dengan ayat 3: ”Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku.”
Bahwa ”KASIH” lah karunia yang terpenting bagi umat Kristen!

VIII. 1KORINTUS 14:
1) Ayat 1: ”Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh,  terutama karunia untuk bernubuat.”
- Di sini karunia bahasa Roh sudah tidak disebutkan lagi, digantikan dengan istilah yang skopnya lebih luas lagi, yaitu ’karunia-karunia Roh.’
- Disebutkannya karunia bernubuat sebagai salah satu dari karunia-karunia Roh, menyatakan bahwa karunia bahasa Roh [Korintus] tidak ada artinya apa-apa.
- Jadi yang harus dikejar oleh orang Kristen adalah KASIH. Sedangkan karunia Roh yang perlu dimiliki adalah NUBUAT! > KASIH & NUBUAT!
2) Ayat 2: ”Siapa yang berkata-kata dengan bahasa Roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada ALLAH. Sebab tidak ada seorangpun yang mengerti bahasanya; oleh ROH ia mengucapkan hal-hal yang rahasia.”
’Berkata-kata kepada ALLAH’, ini bukan untuk menunjukkan tingkat kemuliaan bahasa itu. Tetapi sebagai cara halus Paulus untuk tidak menghakimi mereka, tetapi melemparkannya kepada ALLAH. Dengan kata lain, yang Paulus katakan adalah: ’Rasanya hanya ALLAH saja yang bisa mengertinya.’
- Bukti bahwa rasul Paulus menyisihkannya, adalah:
- Ayat 4 : hanya membangun dirinya sendiri [egois].
- Ayat 5 : bernubuat lebih berharga.
- Ayat 6 : tidak berguna.
- Ayat 7 : sama seperti alat-alat musik yang tidak berbunyi.
- Ayat 8 : bunyi yang tidak jelas.
- Ayat 9 : sia-sia.
- Ayat 10 : tidak ada bahasa yang tidak mempunyai arti.
- Ayat 11 : menjadi hal yang asing/aneh.
- Ayat 12 : lebih dianjurkan yang bisa membangun iman jemaat.
- Ayat 14 : tanpa akal budi
- Ayat 16 : siapa yang bisa meng-amin-kannya ?!
- Ayat 17 : tidak membangun.
- Ayat 19 : lebih baik 5 kata yang berguna.
- Ayat 20 : seperti anak kecil.
- Ayat 22 : untuk orang yang tidak beriman.
- Ayat 23 : seperti orang gila.
- Ayat 25 : tidak mempermuliakan ALLAH.
- Ayat 26-28: rasul Paulus membuatkan aturannya, yang bersifat mempersempit ruang gerak mereka yang berbahasa Roh, yaitu bilamana tidak ada yang menaf 
sirkan artinya supaya tidak digunakan. 
> Beranikah rasul Paulus bersikap demikian jika bahasa itu berasal dari 
ALLAH ?!
’Tidak seorangpun mengerti bahasanya’ menyatakan suatu bahasa yang tidak membawa guna bagi manusia. Juga menyatakan bahwa sifat bahasa itu berbeda dengan yang terjadi di Kaisarea maupun Efesus.
’Oleh ROH ia mengucapkan hal-hal yang rahasia.’ Ini adalah kalimat pelengkap dari kata-kata: ’berkata-kata kepada ALLAH.’ Maksudnya, rasul Paulus tidak berani meng hakimi. Rasul Paulus hanya menganalisanya saja, bukan membenarkan atau memper salahkannya. Tapi analisa itu cenderung untuk tidak meyakini bahwa itu berasal dari ALLAH. ”ALLAH koq seperti itu ?!”
3) Ayat 3: ”Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati dan menghibur.”
Rupanya inilah sesungguhnya yang merupakan kebutuhan jemaat, yaitu: membangun, nasihat dan hiburan! Bukan bahasa Roh!
- Roma 14:19: ”Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun.”
> Daripada menciptakan polemik yang tidak perlu!
- 1Tesalonika 5:11: ”Karena itu nasihatilah seorang akan yang lain dan saling memba ngunlah kamu seperti yang memang kamu lakukan.”
- 1Tesalonika 4:18: ”Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini.”
4) Ayat 4: ”Siapa yang berkata-kata dengan bahasa Roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun jemaat.”
Membangun diri sendiri adalah gambaran dari orang yang egois, yang hanya memikirkan kepentingan dan kebutuhan dirinya sendiri. Ini bukan konsep Kristen! Roma 2:8: ”Tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri.” 2Korintus 12:20: ”Aku kuatir akan adanya perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri.”
Galatia 5:19-20: ”Perbuatan daging telah nyata, yaitu ………..kepentingan diri sendiri.”
Filipi 2:3b: ”Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama daripada dirinya sendiri.”
5) Ayat 5: ”Aku suka, supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa Roh, tetapi lebih daripada itu, supaya kamu bernubuat. Sebab orang yang bernubuat lebih berharga daripada orang-orang yang berkata-kata dengan bahasa Roh, kecuali kalau orang itu juga menafsirkannya, sehingga jemaat dapat dibangun.”
’Kecuali kalau orang itu juga menafsirkannya.’ Apakah ini berarti rasul Paulus mendukung bahasa Roh ’gaya’ Korintus, kalau seandainya ada yang menafsirkannya ?! Sama sekali tidak ke sana arahnya. Ini adalah gaya diplomasi penolakan secara halus. Sebab di dalam 1Korintus pasal 14, secara keseluruhannya Paulus menyatakan penolakannya.
Lagi pula siapakah yang bisa mengerti bahasa itu ? Pembicaranya sendiri tidak mengerti apa yang dikatakannya. Di antara bahasa-bahasa yang ada di dunia ini, bahasa itu secara resminya dipergunakan oleh bangsa apa, tidak ada seorangpun yang tahu. Jadi, rasul Paulus menuntut adanya seorang jurutafsir, karena ia tahu bahwa tidak ada jurutafsirnya. Dengan demikian dia berharap bahasa itu akan sirna dengan sendirinya.
Jika tidak ada orang yang dapat menafsirkannya, hendaklah mereka berdiam diri dalam pertemuan jemaat dan hanya boleh berkata-kata kepada dirinya sendiri dan kepada ALLAH.” – 1Korintus 14:28.
Di sini rasul Paulus menggunakan kata: ”Mereka”, sebagai pertanda bahwa mereka itudikelompokkan ke dalam jemaat yang ’berbeda.’ Dan selanjutnya dilarang menggunakan bahasa itu dalam pertemuan jemaat. Mereka hanya boleh berbicara dengan dirinya sendiri dan dengan ALLAH. Ini menyatakan bahwa mereka itu segolongan dari jemaat yang seenaknya sendiri [’sak karepe dewe’ – Jawa]. 
Tidakkah mereka akan menjadi orang yang aneh, jika peraturan ini dijalankan ? Mereka datang ke gereja, tapi berbicara sendiri-sendiri!
6) Ayat 6-9: ”Jadi, saudara-saudara, jika aku datang kepadamu dan berkata-kata dengan bahasa Roh, apakah gunanya itu bagimu, jika aku tidak menyampaikan kepadamu penyataan ALLAH atau pengetahuan atau nubuat atau pengajaran ? 
Sama halnya dengan alat-alat yang tidak berjiwa, tetapi yang berbunyi, seperti seruling dan kecapi – bagaimana orang dapat mengetahui lagu apakah yang dimainkan seruling atau kecapi, kalau keduanya tidak mengeluarkan bunyi yang berbeda ? Atau, jika nafiri tidak mengeluarkan bunyi yang terang, siapakah yang menyiapkan diri untuk berperang ? Demikianlah juga kamu yang berkata-kata dengan bahasa Roh: jika kamu tidak mempergunakan kata-kata yang jelas, bagaimanakah orang dapat mengerti apa yang kamu katakan ? Kata-katamu sia-sia saja kamu ucapkan di udara.”

Perhatikan juga kata-kata: ’Demikian juga kamu yang berkata-kata dengan bahasa Roh.’ Kata-kata ’kamu’ di sini juga menyatakan bahwa rasul Paulus menggolongkan mereka sebagai jemaat yang ’berbeda.’ Ada kesan bahwa rasul Paulus agak ’dijengkelkan’ juga oleh ’ulah’ mereka itu.
> Bukankah sebuah peribahasa mengatakan, bahwa ’diam’ itu emas ?! Mending diam dari pada bicara banyak yang tidak ada gunanya.
7) Ayat 10: ”Ada banyak – entah berapa banyak macam bahasa di dunia; sekalipun demikian tidak ada satupun di antaranya yang mempunyai bunyi yang tidak berarti.” 

Kelihatannya hanya bahasa Roh di Korintus ini yang kehadirannya agak aneh, yaitu ada bunyinya tapi tidak ada artinya. Masih lebih mending alat musik, yang sekalipun dia tidak berjiwa, tapi suara yang dikeluarkannya masih ada arti dan manfaatnya!
Perhatikan juga nasihat rasul Yohanes ini : ”Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari 
ALLAH , sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia.” 
– 1Yohanes 4:1.
8) Ayat 11: ”Tetapi jika aku tidak mengetahui arti bahasa itu aku menjadi orang asing bagi dia yang mempergunakannya dan dia orang asing bagiku.”

Mungkin seperti orang Inggris yang ketemu dan berbicara dengan orang Arab. Bahkan mungkin masih lebih baik yang ini, karena kemungkinan orang Arab itu pandai berbahasa Inggris.
9) Ayat 12: ”Demikian pula dengan kamu: Kamu memang berusaha untuk memperoleh karunia-karunia Roh, tetapi lebih daripada itu hendaklah kamu berusaha mempergunakannyauntuk membangun jemaat.”
Sekali lagi ditekankan bahwa membangun jemaat lebih penting daripada membangun dirinya sendiri!
10) Ayat 13: ”Karena itu siapa yang berkata-kata dengan bahasa Roh, ia harus berdoa, supaya kepadanya diberikan juga karunia untuk menafsirkannya.
Apakah ayat ini berarti rasul Paulus menganjurkan mereka supaya berdoa ?! Ya! Tapi rasul itupun yakin bahwa doa mereka pasti tidak akan berjawab! Bagaimana mungkin TUHAN meladeni doa yang aneh-aneh ?!
Bayangkan anda berkata begini: ”Yamakasanakajalabatadaramasanakalababalabalabalabalabalabalabalabalabalabalabalabalaba...dedededededededadadadadadadada”   Kemudian saudara berdoa:  Ya, Tuhan tolong berikan saya karunia untuk mengerti apa itu yang saya katakan.”
11) Ayat 14-15: ”Sebab jika aku berdoa dengan bahasa Roh, maka rohkulah yang berdoa, tetapi akal budiku tidak turut berdoa. Jadi, apakah yang harus kubuat ? Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa dengan akal budiku [juga]; aku akan menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku.”
Mungkinkah roh manusia bisa berdoa ? Bukankah roh manusia itu hanya berupa energi kehidupan, yang tidak mempunyai jiwa, yang tidak mempunyai keinginan dan tidak bisa berbuat apa-apa ?! Bukankah roh manusia itu adalah hembusan nafas ALLAH ?
Oleh roh itulah jantung kita bisa berdetak, memompa darah, darah mengaliri otak kita,sehingga mulailah kesadaran kita timbul. Otak kita bekerja, di situlah munculnya apa
yang dinamakan dengan jiwa. Dan jiwa itulah yang menjadi pribadi kita. Jiwa saya berbeda dengan jiwa anda, karena keinginan dan karakter kita berbeda. Tetapi roh kita sama [satu], yaitu yang berasal dari Adam. Adamlah yang menerima hembusan nafas ALLAH!
> Untuk jelasnya, bacalah tulisan saya yang berjudul: ”YOHANES PEMBAPTIS ADA LAH ELIA.” – Di sanalah saya membahas masalah roh.
12) Ayat 16-17: ”Sebab, jika engkau mengucap syukur dengan rohmu saja, bagaimanakah orang biasa yang hadir sebagai pendengar dapat mengatakan: Amin, atas pengucapan syukurmu ? Bukankah ia tidak tahu apa yang engkau katakan ? Sebab sekalipun pengucapan syukurmu itu sangat baik, tetapi orang lain tidak dibangun olehnya.”
13) Ayat 18-19: ”Aku mengucap syukur kepada ALLAH, bahwa aku berkata-kata dengan bahasa Roh lebih daripada kamu semua. Tetapi dalam pertemuan jemaat aku lebih suka mengucapkan lima kata yang dapat dimengerti untuk mengajar orang lain jugadaripada beribu-ribu kata dengan bahasa Roh.”
Apakah ayat ini mengesankan bahwa rasul Paulus ’bisa’ berbahasa Roh ? Benar! Bahkan di situ dikatakan ’lebih bisa.’ Mengapa ? Ya, karena bahasa itu sangat gampang kita lakukan.Apa susahnya berkata-kata yang tidak ada jeluntrungannya ? Modalnya hanya ’nekat’ saja, yaitu tidak merasa malu jika dianggap orang edan!

Kita jangan beria-ria, oleh pernyataan rasul Paulus: Bisa! Karena apa artinya ’bisa’ jika itu tidak digunakan ? Sama seperti; saya bisa mencuri apakah berarti saya pencuri?
Saya bisa membunuh, apakah saya pembunuh ? Saya punya mobil tapi mobil itu tidak pernah saya pakai, apakah itu berarti ?!
14) Ayat 20: ”Saudara-saudara, janganlah sama seperti anak-anak dalam pemikiranmu, jadilah anak-anak dalam kejahatan, tetapi orang dewasa dalam pemikiranmu.”
Di sinilah rasul Paulus menjelaskan tentang kelebihannya dia bisa berbahasa Roh. Itudisejajarkan dengan anak kecil. Bahwa anak kecilpun bisa berbahasa yang seperti itu!
Waktu kami kecil dan tinggal di alikpapan dulu,  kami sering pake bahasa yang sekarang disebut bahasa prokem kalau tidak salah.  Ini kami buat supaya orang tua tidak mengerti apa yang kami katakan.  Misalnya kami mau bilang:  ”Awas papa sudah bangun, cepat-cepat kita kerjakan apa yang disuruh.”  Jadi kami bicara begini:  ”Wasa apap dasuh ngunba, patcepace taki kanjaker paa ngay rusuhdi.” Bahasa prokem zaman sekarang sudah lebih hebat, misalnya ”kepo”, ”lol”, ”curcol”, ”lebay”, ”woles”  
Nah, itu bagi kami sangat jelas, tapi bagi orang tua kami, sangat bingung dan berpikir bahwa kami rupanya sudah belajar bahasa Bugis Makassar campur Sunda, Inggris dan lain, lain.  Mereka bilang bahwa kami anak-anak ”tolbeg” (Tolol Bego dan Gendeng), padahal itu masih jauh lebih mending dari ucapan-ucapan seperti yang kita dengar di banyak gereja sekarang ini.

15) Ayat 21-22: ”Dalam hukum Taurat ada tertulis: Oleh orang-orang yang mempunyai bahasa lain dan oleh mulut orang-orang asing AKU akan berbicara kepada bangsa ini, namun demikian mereka tidak akan mendengarkan AKU, Firman TUHAN. Karena itu karunia bahasa Roh adalah tanda, bukan untuk orang yang beriman, tetapi untuk orang yang tidak beriman; sedangkan karunia untuk bernubuat adalah tanda, bukan untuk orang yang tidak beriman, tetapi untuk orang yang beriman.”

Jadi, bahasa Roh itu untuk orang yang tidak beriman. Sedangkan untuk orang yang beriman adalah bernubuat.
Nah, lu!  Ini banyak orang tidak mengerti atau mengartikan sebaliknya, bahwa iya, Rasul Paulus bilang kita harus gunakan bahasa Roh untuk meyakinkan orang yang tidak beriman.  Padahal itu adalah sebaliknya. Rasul Paulus katakan bahwa kalau kita orang beriman, kita tidak akan pakai itu ”bahasa roh”, melainkan akan menekankan Pelajaran Nubuatan yang penting diketahui semua orang seperti yang dianjurkan oleh Yesus sendiri dalam Matius 24:15, yaitu KITA HARUS MEMBACA DAN MENGERTI NUBUATAN DANIEL,  dan dalam Wahyu 1:3, dengan janji kebahagiaan, kita harus baca atau dengar nubuatan-nubuatan penting dalam buku Wahyu itu, karena waktunya sudah sangat singkat!  Penting kita pelajari nubuatan-nubuatan akhir zaman dalam Daniel dan Wahyu dan ajarkan itu kepada orang lain.
16) Ayat 23: ”Jadi, kalau seluruh jemaat berkumpul bersama-sama dan tiap-tiap orang berkata-kata dengan bahasa Roh, lalu masuklah orang-orang luar atau orang-orang yang tidak beriman, tidakkah akan mereka katakan, bahwa kamu gila ?”
Ini sebenarnya sudah sangat jelas bagi orang yang beriman dan berakal budi, tapi coba anda terka siapa yang memutar balikkan artinya, sebagaimana yang terjadi kepada Hawa dan seterusnya kepada keturunannya sampai sekarang ini.  Apa yang dilarang Tuhan dia malah suruh buat, dan yang disuruh buat oleh Tuhan malah dia katakan sudah out of date, sudah dirubah dan lain-lain.
17) Ayat 24: ”Tetapi kalau semua bernubuatlalu masuk orang yang tidak beriman atau orang baru, ia akan diyakinkan oleh semua dan diselidiki oleh semua; segala rahasia yang terkandung di dalam hatinya akan menjadi nyata, sehingga ia akan sujud menyembah ALLAH dan mengaku: Sungguh, ALLAH ada di tengah-tengah kamu.”
Wow! Sungguh nyata dan jelas bagi orang yang beriman dan berdiri pada kebenaran.  Bukankah itu yang terjadi pada hari Pentakosta.  Murid-murid itu semuanya bicara dalam bahasa mereka, tapi yang mendengar semuanya mendengar dalam bahasa masing-masing yang mereka mengerti dengan jelas, baik itu orang Arab, orang Yunani, orang Italy, Turki, dan lain-lain semuanya mengerti dalam bahasa mereka.  Sekarang?  Malah lebih hebat lagi.  Saya kalau bertemu dengan orang Filipina akan berbicara dalam bahasa Bisaya atau Tagalog untuk menerangkan nubuatan Alkitab.  Bertemu dengan orangTimor Leste, saya akan bicara dalam bahasa Tetum.  Bertemu dengan orang Inggris saya akan bicara dalam bahasa Inggris.  Dan tidak perlu mereka menjadi bingung dan berkata: ah, ini orang pasti sudah minum anggur manis dan mabok, karena dia ini orang Indonesia, kok, kenapa bisa bicara dalam bahasaFilipina, Tetum, Inggris, dan lain-lain!  Mereka malah akan kagum dan lebih suka mendengar karena mereka lihat bahwa saya adalah seorang yang cukup terpelajar, dan bukan petani Galilea yang tidak berpendidikan dan sedang mabok!  Hehehe.
18) Ayat 26: ”Jadi bagaimana sekarang, saudara-saudara ?”
Jadi, apa sekarang pendapat anda tentang bahasa Roh ? Tanya rasul Paulus!
19) Ayat 27: ”Jika ada yang berkata-kata dengan bahasa Roh, biarlah dua atau sebanyak-banyaknya tiga orang, seorang demi seorang, dan harus ada seorang lain untuk menafsirkannya.”
Ya, rasul Paulus tidak berani menghakimi tentang mereka. Tetapi sebagai rasul dia mempunyai hak untuk mengatur kita. Maka ditetapkanlah batasannya, maksimal 3 orang. Tidak boleh lebih! Itupun jika ada yang menafsirkannya. Nah, kalau tidak ada yang menafsirkannya ?!
1Korintus 3:13: ”Sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari TUHAN akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu.”
20) Ayat 28: ”Jika tidak ada orang yang dapat menafsirkannya, hendaklah mereka berdiam diri dalam pertemuan jemaat dan hanya boleh berkata-kata kepada dirinya sendiri dan kepada ALLAH.” 

Nah, terjawablah dengan jelas pertanyaan kita dalam nomor 19, di atas. Bahwa mereka harus berdiam diri jika tidak ada yang menterjemahkannya.
21) Ayat 33: ”Sebab ALLAH tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera.”
Adakah di sini rasul Paulus mengatakan bahwa bahasa Roh itu bikin kacau ?!
Saya sering masuk ke gereja yang katanya penuh Roh Kudus dan mempunyai karunia berbahasa lidah.  Tapi herannya mereka tidak bisa mengerti banyak nubuatan dalam buku Daniel dan Wahyu, malah mengatakan bisa jadi gila kalau banyak belajar dari nubuatan dalam kedua buku itu.  Sebaliknya dalam gereja itu saya sering dengar banyak orang yang masing-masing ribut sekali berbicara dalam ”bahasa roh”, sehingga seperti di Pasar, ada juga yang menjerit-jerit, dadadadadadadada, dedededededede, ada yang menangis, ada yang tertawa terbahak-bahak, dan yang lainnya hanya bergetar seperti generator Honda yang sudah bobrok dan berbuih mulutnya.
22) Ayat 37: ”Jika seorang menganggap dirinya nabi atau orang yang mendapat karunia rohani, ia harus sadar, bahwa apa yang kukatakan kepadamu, adalah perintah TUHAN.”
Dari ayat ini tersiratlah bahwa rupanya ada orang-orang tertentu di Korintus, yang mengaku-ngaku dirinya sebagai nabi dan mengajarkan bahasa Roh yang demikian itu. 
Maka jika dia memang benar nabi dari ALLAH, dia pasti mengerti bahwa ucapan rasul Paulus itu sudah disejajarkan dengan Firman TUHAN! > Sebagai sesama nabi!
23) Ayat 38: ”Tetapi jika ia tidak mengindahkannya, janganlah kamu mengindahkan dia.”
Benarlah dugaan kita tadi, bahwa ternyata memang ada orang yang mengaku sebagai nabi itu!
24) Ayat 39b: ”.................dan janganlah melarang orang yang berkata-kata dengan bahasa Roh.”

Yang penting asal kita tahu saja; kita nggak perlu menghakimi orang lain dan nggak perlu melarang mereka. Ngapain ribut-ribut, yang penting kita sudah mengerti, dan yang penting orang yang sudah mengerti itu tidak mengikuti apa yang tidak benar.
1Korintus 10:23: ”Segala sesuatu diperbolehkan. Benar. Tetapi bukan segala sesuatu berguna. Segala sesuatu diperbolehkan. Benar. Tetapi bukan segala sesuatu membangun.” > Carilah yang berguna dan yang membangun!
25) Ayat 40: ”Tetapi segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur.”

Mudah-mudahan kita tidak berpikir bahwa itu tidak sopan dan tidak teratur!
SEKEDAR TAMBAHAN
Pelajaran ini sudah sangat bagus dan jelas.  Saya hanya merasa perlu ditambahkan bahwa dalam Alkitab bahasa aslinya Gerika dan bahasa-bahasa asing lainnya, tidak ada itu istilah bahasa Roh, hanyalah “bahasa-bahasa”, “languanges”, “talen” “langues”, “lingues”, “tongues” yang artinya dalah BAHASA MANUSIA YANG DIMENGERTI KELOMPOK TERTENTU WALAUPUN KITA TIDAK TENTU MENGERTINYA KECUALI KITA PELAJARI.

Terjemahan Alkitab bahasa Indonesi oleh LAI, telah dipengaruhi oleh para penterjemah yang kebanyakan berpaham adanya bahasa Roh yang tidak dapat dimengerti manusia dan hanya orang-orang tertentu yang katanya sudah dimeteraikan oleh Roh, club elite orang Kudus, atau Saleh, atau semacam begitu. 

Kenyataannya, bahasa yang disebut bahasa Roh itu, juga terdapat diantara penganut agama kafir atau Vodoo, di Africa, India dan lain-lainnya.

Silahkan simak sendiri dibawah ini.  Dalam semua bahasa, kecuali Alkitab Indonesia dari LAI, yang digunakan adalah kata “bahasa-bahasa” dalam bentuk jamak.  Sama dengan yang dituliskan dalam Kisah Rasul pasal 2.  Murid-murid Yesus ketika dikuasai oleh Roh Kudus, berbicara dalam bahasa-bahasa yang berlain-lainan tapi dimengerti oleh para pendengarnya, tanpa harus diterjemahkan, dan bukan hanya satu macam bunyi saja, seperti: YALAMAKASANA  MAKANA SAMADA KARABA LABA-LABA-LABA, misalnya, melainkan bahasa manusia yang biasa dan umum digunakan diberbagai bangsa yang datang mendengar para rasul yang hanya mengerti bahasa orang Galilea itu.:

INGGRIS 4He that speaketh in an unknown tongue edifieth himself; but he that prophesieth edifieth the church. 
 5I would that ye all spake with tongues but rather that ye prophesied: for greater is he that prophesieth than he that speaketh with tongues, except he interpret, that the church may receive edifying. 
 6Now, brethren, if I come unto you speaking with tongues, what shall I profit you, except I shall speak to you either by revelation, or by knowledge, or by prophesying, or by doctrine?   (1 Corinthians 14:4-6)
SPANYOL  4El que habla en lenguas, a sí mismo se edifica, pero el que profetiza edifica a la iglesia.
    5Yo quisiera que todos hablarais en lenguas, pero aún más, que profetizarais; pues el que profetiza es superior al que habla en lenguas, a menos de que las interprete para que la iglesia reciba edificación.
    6Ahora bien, hermanos, si yo voy a vosotros hablando en lenguas, ¿de qué provecho os seré a menos de que os hable por medio de revelación, o de conocimiento, o de profecía, o de enseñanza?
PERANCIS  4 Celui qui parle dans une langue inconnue est seul à en tirer un bienfait pour sa foi; mais celui qui *prophétise permet à toute l'assemblée de grandir dans la foi.
    5 Je veux bien que vous sachiez tous parler dans des langues inconnues, mais je préférerais que vous *prophétisiez. Celui qui *prophétise est plus utile que celui qui s'exprime dans une langue inconnue --- sauf si quelqu'un le traduit pour que l'Eglise puisse grandir dans la foi.
 
 6 Supposez, frères, que je vienne chez vous et que je m'exprime exclusivement dans ces langues inconnues, sans vous apporter aucune révélation, aucune connaissance nouvelle, aucune *prophétie, aucun enseignement. 
Quel profit tireriez-vous de ma présence?
ITALIA   4Chi parla in altra lingua edifica se stesso, ma chi profetizza edifica la chiesa. 
 5Io vorrei che tutti parlaste in lingue, ma molto piú che profetizzaste, perché chi profetizza è superiore a chi parla in lingue a meno che egli interpreti, affinché la chiesa ne riceva edificazione. 
 6Ma ora, fratelli, se venissi a voi parlando in lingue, che vi gioverei se non vi parlassi per mezzo di rivelazione, o di conoscenza, o di profezia, o di insegnamento? 
BELANDA  4Als iemand in een vreemde taal spreekt, bouwt hij zichzelf op. Maar als iemand woorden van God doorgeeft, bouwt hij de gemeente op. 
 5Ik zou graag willen dat u allemaal in vreemde talen sprak, maar nog liever dat u woorden van God doorgaf, want dat is veel belangrijker. Als u iets in een vreemde taal zegt, heeft de gemeente er alleen iets aan als u uitlegt wat het betekent. 
 6Wat voor nut heeft het, broeders, als ik bij u kom en in vreemde talen spreek? Maar het is heel anders als ik u in verstaanbare taal vertel wat God mij duidelijk maakte; als ik u bekendmaak wat u nog niet weet of wat ik van God moet doorgeven. Of als ik u iets leer. 
Saya kenal beberapa pendeta Pantekosta yang tampak dari luar dan selalu mengaku sudah dimeteraikan Roh Kudus, dan selalu beribacara dalam “bahasa Roh”, tapi akhirnya mereka berzinah dengan isteri orang lain, atau anak perempuan anggota mereka, sehingga akhirnya dipecat.
Ini bukan hanya terjadi di Indonesia saja tapi dibanyak negara didunia.
Contohnya Benny Hinn yang baru-baru ini menghebohkan dunia. Jim Baker Tokoh TV Evangelist Dunia yang paling termashur. Mereka adalah orang-orang yang mengaku menggunakan tipu muslihat untuk mempengaruhi hadirin menerima apa yang mereka namakan kecurahan Roh Kudus, tapi sebenarnya tidak lain dari mob spirit atau spiritisme modern atau pun hipnotisme yang diselubungi kedok Kekristenan.  Mereka selalu mempunyai pembantu-pembantu yang sudah dilatih untuk mempengaruhi hadirin.  Dengan iringan musik yang khusus mereka sudah pelajari akan menimbulkan emosi yang dibutuhkan, lalu didorong atau ditekan, pada dahi atau pada bagian lain tubuh mereka supaya rubuh.  Banyak yang benar-benar kena sihir atau hipnotis, tapi banyak juga yang mengaku takut dikatakan penuh dosa, dan ada roh setan sehingga tidak mempan dirubuhkan oleh Roh Kudus, sehingga mereka ikut-ikutan saja merobohkan diri.  
Tuhan memberkati.

No comments:

Post a Comment