SEORANG anak laki-laki masuk ke
sebuah toko kecil. Ia mengambil peti minuman dan mendorongnya ke dekat telepon
umum yang ada di situ. Lalu naik ke atasnya sehingga ia bisa menekan tombol
angka di telepon dengan leluasa. Ditekannya tujuh digit angka. Si pemilik toko
mengamati-amati tingkah bocah ini dan menguping percakapan teleponnya.
Bocah: Halo, selamat sore.. Bisakah
saya mendapat pekerjaan memotong rumput di halaman rumah Ibu?
Ibu (di ujung telepon sebelah sana):
Saya sudah punya orang untuk mengerjakannya.
Bocah: Ibu bisa bayar saya setengah
gaji dari orang itu, kok..
Ibu: Saya sudah sangat puas dengan
hasil kerja orang itu.
Bocah (dengan sedikit memaksa):
Kalau begitu, saya juga akan menyapu dan saya jamin di hari Minggu besok,
halaman rumah Ibu akan jadi yang paling bersih dan cantik di daerah sini.
Ibu: Tidak, terima kasih ya.
Dengan senyuman di wajahnya, bocah
itu menaruh kembali gagang telepon. Si pemilik toko, yang sedari tadi
mendengarkan, menghampiri bocah itu.
Pemilik Toko: Nak, aku suka sikapmu,
semangat positifmu, dan aku ingin menawarkanmu pekerjaan.
Bocah: Wah, tidak. Makasih.
Pemilik Toko: Tapi tadi
kedengarannya kamu sangat menginginkan pekerjaan.
Bocah: Oh, itu, Pak. Saya cuma mau
mengecek apa kerjaan saya sudah bagus. Sayalah yang bekerja untuk Ibu tadi!
EL BULLI tidak diragukan lagi
restoran paling kontroversial dan eksperimental di dunia yang menerima sampai
dengan 1.000.000 permintaan reservasi setahun, di mana hanya 8.000 yang
beruntung mendapatkan meja.
Begitu populernya restoran El Bulli,
yang berjarak 2 jam ke arah utara Barcelona, sampai-sampai para pelanggan harus
memesan meja 6 bulan di muka.
Restoran ini telah meraih banyak
penghargaan. Namun Ferran Adrià , sang koki ternama asal Spanyol, memutuskan
untuk menutup sementara restoran ini selama 2 tahun supaya ia dan pegawainya
dapat punya waktu untuk berpikir, berencana, dan berinovasi.
Adrià mengatakan pada Hemispheres
Magazine, “Jika kami telah memenangi berbagai penghargaan, lalu mengapa
berubah? Karena bekerja 15 jam sehari tidak menyisakan banyak waktu bagi kami
untuk berkreasi.”
Di tengah kesuksesan besar, mereka
berhenti sejenak untuk kembali pada apa yang terpenting bagi mereka.
----------------------------------
PERNAHKAH kita mengevaluasi hasil
kerja kita? Apakah hasilnya sesuai, melebihi, atau di bawah harapan? Sayangnya,
tidak banyak dari kita yang mau meluangkan waktu untuk mengevaluasinya. Mungkin
kisah di atas, bisa membuat sikap kita berubah.
-------------------------------
“Selidikilah aku, ya Allah, dan
kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah
jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!”
(Mz 139:23,24)
No comments:
Post a Comment