Saturday, June 8, 2013

Body, Soul n Mind

Pertama-tama, Kekristenan bukan merupakan daftar mengenai hal-hal yang tabu. "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri" (Efesus 2:8,9). Harap diingat bahwa Tuhan Yesus Kristus telah menderita dan mati untuk semua dosa kita agar kita dapat memperoleh pengampunan dan keselamatan secara cuma-cuma, melalui ketaatan dan percaya kepadaNya.
Kedua, kita tidak mempunyai hak untuk menghakimi orang lain dan kegiatan yang dilakukannya. Alkitab berkata, "Karena itu janganlah kita saling menghakimi lagi! Tetapi lebih baik kamu menganut pandangan ini: Jangan kita membuat saudara kita jatuh atau tersandung". (Roma 14:13)
            Kebanyakan dari kita selalu dengan cepat mengkritik orang lain, akan tetapi adalah lebih penting lebih dulu untuk meyakinkan bahwa perilaku kita telah menyenangkan hati Tuhan. "Kalau kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita". (1 Korintus 11:31).
Tentu saja sangat penting artinya bagi seorang Kristen yang benar, yang telah diselamatkan melalui iman percaya pribadi dalam Tuhan Yesus Kristus, untuk hidup menghormati Penyelamat dirinya. Hal ini akan menjadi teladan kepada sesama Kristen dan kepada orang lain yang hendak dibimbing mengenal Kristus. Dengan maksud supaya kita dapat menilai kegiatan dan permasalahan tertentu, Tuhan telah menetapkan beberapa prinsip umum di dalam Firman-Nya untuk menjadi pedoman hidup kita. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
Bila terdapat peringatan secara khusus atau larangan dalam Firman Tuhan mengenai hal tertentu, maka tidak perlu lagi ada pertanyaan.
Jadi, pembunuhan, perzinahan, kemabukan, pencurian, dsb adalah salah. Dosa seperti ini dengan jelas dilarang/dikutuk dalam beberapa ayat Firman Tuhan.
Bila tidak terdapat pedoman/referensi dalam Firman Tuhan secara khusus, adalah baik untuk bertanya, bukan karena sesuatu itu merupakan hal yang salah, tetapi lebih karena hal itu memang baik adanya.
Alkitab berkata, misalnya, supaya kita "mempergunakan waktu yang ada" (Kolose 4:5). Hidup kita didunia ini terlalu singkat dan berharga dalam hubungannya dengan kekekalan, sehingga seharusnya kita tidak boleh menyianyiakan waktu kita untuk kepentingan diri sendiri (on selfish trivia), tetapi menggunakannya hanya untuk membangun, dimana perlu, supaya mereka yang mendengarnya beroleh kasih karunia? (Efesus 4:29).
Cara menguji apakah yang kita lakukan benar adanya adalah menentukan apakah kita dapat secara jujur, dan sadar meminta kepada Tuhan supaya Dia memberkati dan menggunakan kegiatan-kegiatan kita tersebut untuk kemuliaan Nya.
"Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah" (1 Korintus 10:31). "Dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa" (Roma 14:23).
Kita perlu mengingat bahwa tubuh serta jiwa kita telah ditebus dan menjadi milik Allah.
"Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam didalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, - dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu" (1 Korintus 6:19-20). Kebenaran yang indah ini seharusnya menjadi kekuatan yang nyata bagi kita sebelum kita melakukan sesuatu atau sebelum kita melangkah.
Kita harus menilai tindakan kita tidak hanya dalam hubungannya dengan Allah tapi juga bagaimana pengaruhnya kepada keluarga kita, sahabat-sahabat kita, dan orang-orang lain.
Walaupun suatu hal tertentu tidak berpengaruh atau mencelakakan kita secara pribadi, tetapi bila hal itu dapat berakibat buruk bagi orang lain, maka hal tersebut adalah tidak benar atau salah. "Baiklah engkau jangan makan daging atau minum anggur, atau sesuatu yang menjadi batu sandungan untuk saudaramu". Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri (Roma 14:21, 15:1)
Ingat, pada akhirnya, bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Penyelamat kita, dan tidak satu halpun yang boleh menjadi prioritas kita melebihi kepatuhan kita kepada kehendak-Nya.
Kebiasaan, atau kreasi atau ambisi tidak boleh kita biarkan untuk mengendalikan kehidupan kita. Hanya Kristus yang boleh berkuasa atas hal itu. "Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apapun" (1 Korintus 6:12). "Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan dan perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita" (Kolose 3:17)
            Diambil dari The Bible Has the Answer, oleh Henry Morris dan Martin Clark, diterbitkan oleh Master Books, 1987
            2 Korintus 6.14-17
Ayat - ayat diatas adalah ayat - ayat yang sangat populer di kalangan Kristiani. Ayat - ayat ini pulalah yang menjadi pendukung dari peraturan pemerintah kita yang melarang pernikahan beda agama sehingga seorang Pendeta tidak mungkin memberkati pernikahan seorang Kristiani dan seorang non Kristen.
Adapun hamba - hamba Tuhan seringkali menyampaikan pesan dari ayat - ayat ini. Namun demikian ada sesatu yang jarang dibahas, yang berasal dari sebuah kalimat yang sangat menarik perhatian saya, yaitu kalimat dari ayat 16 yang berbunyi sebagai berikut "Apakah hubungan bait Allah dengan berhala?".
Nah sekarang sesungguhnya apakah hubungan bait Allah dengan (kuil) berhala ? Sepintas anda pasti akan menjawab, tidak ada hubungannya. Tetapi saya akan tunjukkan bahwa ada hubungannya. Berhubung surat ini ditujukan kepada jemaat yang berdomisili di kota Korintus (Corinth) maka mari kita lihat sedikit latar belakang kebudayaan mereka. Mereka adalah warga kerajaan Romawi dan Kerajaan Romawi waktu itu "dijajah" oleh literatur - literatur Yunani. Maka akibatnya warga negara Romawi banyak mengenal banyak dewa Yunani serta mitologi - mitologinya. Salah satunya tentu saja Hercules (saya kurang yakin apakah ada dewi bernama Xena). Nah, layaknya kuil - kuil para dewa, untuk mengetahui ini kuil siapa anda cukup melihat ke dalam, patung (citra / image) siapa yang ada di dalam kuil tersebut. Apakah patung berhala itu wanita yang memegang pedang dan perisai ? Pastilah itu kuil Athena. Ataukah dia pria tua yang memegang martil ? Pastilah dia Thor, dewa petir. Dan masih banyak lagi dewa - dewi Yunani lainnya seperti Zeus, Chronos, Poseidon dan yang lainnya. Demikian pula dengan budaya mesir (Bast si Kucing, Seth si Buaya, Ra si Burung Hantu, Anubis si Serigala dll). Juga dalam budaya Asia, anda hanya perlu melongok ke dalam, lihat rupa dalam patung yang ada di dalamnya dan anda akan tahu dengan pasti, kuil siapa ini.
Menurut Injil Yohanes 2:20-21, Yesus adalah bait Allah yang dirobohkan dan dibangun kembali dalam waktu tiga hari. Ini menandai permulaan bahwa Allah tidak lagi ingin tinggal di dalam sebuah bangunan, tetapi di dalam diri manusia. Selanjutnya di dalam Efesus 2:21, 1 Korintus 3:16-17, dan dalam 1 Korintus 6:19 jelas tertulis bahwa kita, umat Kristiani dari berbagai kaum, suku, bahasa dan denominasi, kini adalah bait Allah itu sendiri dan Allah memilih untuk diam di dalam kita.
Jadi apakah hubungan bait Allah dengan kuil berhala ? Hubungannya adalah bahwa :
1.     Keduanya sama - sama sebuah bangunan dimana nama Dewa yang dipuja diwakilkan diatasnya. (Bandingkan dengan 2 Tawarikh 7:14 "...umatKu yang atasnya namaKu disebut").  
2.     Kedua sama - sama harus memiliki gambaran (citra/image) Dewa yang dipuja sebagai pusat dari keberadaan kuil tersebut.  
3.     Semua kegiatan yang dilakukan di bangunan tersebut, secara langsung maupun tidak langsung adalah bentuk penyembahan terhadap Dewa pujaan.  
Yesus menjungkirbalikkan bait Allah. Yang duduk di singgasana bait itu adalah uang. Rupanya inilah yang terjadi di Korintus. Ketika orang yang belum percaya melongok ke dalam hati orang Kristen, mereka tidak menemukan Allah di sana. Mungkin statusnya Bait Allah, tetapi di dalamnya Mamon (uang). Atau mungkin Curios (ilmu pengetahuan), Eros atau Cupid (asmara) atau dewa - dewa lainnya atau bahkan mungkin sekali isinya adalah patung diri kita sendiri. 
Ketika saya melihat ke dalam bait saya, saya kadang menemukan Volvo 740 di dalamnya. Kadang juga saya menemukan ticket Jakarta - Taipei, kekhawatiran, harga diri, popularitas, keluarga dan juga hal - hal lainnya mengambil alih singgasana hati saya. Tetapi ironisnya, saya jarang menemukan Roh Allah duduk di sana selama 24 jam saja. Ini membuat saya berpikir, betapa sulitnya hidup bagi Tuhan.
"Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!" - (Yosua 24:15)

     The Health to Be Guarded.--Since the mind and the soul find expression through the body, both mental and spiritual vigor are in great degree dependent upon physical strength and activity; whatever promotes physical health, promotes the development of a strong mind and a well-balanced character. Child Guidance, 360.361.


By Soeson CH Sarbini, 2005 Caritas

No comments:

Post a Comment